TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
I.
ALLPORT
Pandangan Allport mengenai kemanusiaan cenderung
lebih teologi daripada masa kausalitas, kepribadian, sampai pada taraf
tertentu, dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, tetapi perilaku yang membuat
kita “manusia” adalah yang dimotivasi oleh ekspetasi kita mengenai masa depan.
Dengan kata lain, kita adalah pribadi yang sehat sampai pada taraf ketika kita
membuat dan mencari tujuan serta aspirasi untuk masa depan.
Pertumbuhan kepribadian selalu terjadi di dalam
suatu lingkungan sosial, tetapi Allport hanya menempatkan yang tidak terlalu
besar pada faktor sosial. Ia menyadari pentingnya pengaruh lingkungan dalam
membantu pembentukan kepribadian, tetapi ia menekankan bahwa kepribadian
mempunyai kehidupan sendiri.
Jadi, kesimpulannya Allport memiliki pandangan
yang optimistik mengenai kemanusiaan dengan mempertahankan pendapat bahwa
manusia mempunyai kebebasan yang terbatas.
Sumber :
Hall,S.C.Lindzey.G, 1993, Psikologi
Kepribadian 2. Yogyakarta : Kanisius
II.
CARL ROGERS
Secara umum, sehat menurut Rogers meliputi :
1. Perkembangan kepribadian ”self”
2. Peranan
positive regards dalam pembentukan kepribadian individu
3. Ciri – ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
Namun yang akan saya jelaskan disini adalah poin
yang pertama yaitu perkembangan kepribadian “self”.
Rogers bekerja dengan individu – individu yang
terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka. Untuk merawat
pasien – pasien ini, Rogers mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan
tanggung jawab utama terhadap perubahan kepribadian pada klien, bukan pada ahli
terapi.
Menurut Rogers, manusia yang sadar dan rasional,
tidak dikontrol oleh peristiwa – peristiwa masa kanak – kanak. Hal ini tidak
menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam konflik dan kecemasan yang tidak
dapat kita kontrol. Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi
kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting daripada masa lampau.
Rogers mempunyai konsepsi – konsepsi pokok di
dalam teorinya, yaitu :
· Organism ( keseluruhan individu )
· Medan phenomenal ( keseluruhan pengalaman )
· Self ( bagian medan phenomenal yang
terdeferensiasikan dan terdiri dari pola – pola pengamatan dan penilaian sadar
daripada “I” atau “me”
Self mempunyai
bermacam – macam sifat, yaitu :
· Berkembang dari interaksi organisme dengan
lingkungannya.
· Menginteraksikan nilai – nilai orang lain dan
mengamatinya dalam cara yang tidak wajar.
· Mengejar keutuhan / kesatuan.
· Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras
dengan self.
· Pengalaman – pengalaman yang tak selaras dengan
struktur self diamati sebagai ancaman.
· Berubah sebagi hasil dari pematangan dan belajar.
Sebagai contoh misalnya saat kecil, anak – anak
mulai membedakan salah satu segi pengalamannya dari semua yang lain – lainnya.
Anak – anak mulai menambahkan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu
mengembangkan kemampuannya untuk membedakan antara apa yang menjadi milik dan
benda yang dilihat, diraba, didengar dan dicium ketika dia mulai membentuk
suatu gambaran tentang siapa dirinya. Dengan kata lain, anak itu mengembangkan
suatu “pengertian diri” ( self concept ).
Sebagian dari self
concept, anak juga menggambarkan dia akan menjadi apa dan siapa. Gambaran
itu terbentuk sebagai suatu akibat dari bertambah kompleksnya interaksi –
interaksi dengan orang lain. Dengan mengamati orang lain terhadap tingkah
lakunya sendiri, anak itu secara ideal mengembangkan suatu pola gambaran diri
yang konsisten.
Sumber :
Psikologi Pertumbuhan : Schultz, Duane model-model
kepribadian sehat,1991.
Psikologi Kepribadian : Drs, Sumadi
Suryabrata,B.A.,M.A.,Ed.S.,Ph.D, 2008.
III. ABRAHAM MASLOW
Dalam teori
kepribadian sehat menurut Maslow, ada beberapa point yang dijabarkan tentang
pendekatan Maslow terhadap kepribadian. Dia percaya bahwa menyelidiki kesehatan
psikologis, satu-satunya tipe orang yang dipelajari ialah orang yang sangat
sehat. Salah satu konsep yang dijelaskan oleh Abraham Maslow yaitu hierarki
kebutuhan manusia.
Kita didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan universal yang dibawa sejak lahir yang tersusun dalam suatu
tingkat dari yang paling kuat sampai yang paling lemah. Ibarat suatu tangga,
kita harus meletakkan kaki pada anak tangga pertama sebelum berusaha mencapai
anak tangga kedua, dan seterusnya, sampai kita mampu naik pada tingkat yang
paling tinggi. Kebutuhan - kebutuhan tersebut adalah :
1. Kebutuhan Fisiologis. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap
makanan, air, udara, tidur, seks dan pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu
sangat penting untuk kelangsungan hidup. Dan juga kebutuhan ini merupakan yang
terkuat dan sifatnya amat penting dari semua kebutuhan.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan jaminan,
stabilitas, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Kebutuhan akan rasa
aman juga merupakan kebutuhan untuk mendapatkan perlindungan agar dapat
melangsungkan hidup dengan baik.
3. Kebutuhan Akan Memiliki Cinta dan Kasih. Kebutuhan ini semacam layak untuk mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang
terhadap orang lain, baik seperti orang tua, kakak, adik, sahabat, ataupun
saudara dengan tujuan agar merasakan perasaan memiliki. Kita memuaskan
kebutuhan-kebutuhan kita akan cinta dengan membangun suatu hubungan akrab dan penuh
perhatian, dan dalam hubungan ini memberi dan menerima cinta adalah sama
pentingnya.
4. Kebutuhan Akan Penghargaan. Yaitu penghargaan yang berasal dari orang lain dan juga terhadap diri
sendiri. Penghargaan yang berasal dari orang lain (dari luar) misalnya
popularitas ataupun keberhhasilan dalam masyarakat. Ada banyak cara juga supaya
orang lain bisa menghargai kita, menurut saya apabila dengan cara yang negatif,
kita bisa saja memamerkan serta gengsi kita dengan apa yang kita miliki,
seperti mengendarai mobil mewah yang kita miliki, membeli rumah besar, dsb.
Kita tidak dapat menghargai diri kita jika kita tidak mengetahui kita apa dan
siapa.
5. Aktualisasi diri. Apabila kita telah memuaskan semua kebutuhan diatas, maka kita didorong
oleh kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri. Aktualisasi diri
dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan
semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Kita harus bisa
menjadi menurut potensi yang kita miliki. Maslow menyebutkan apabila kita dapat
memuaskan kebutuhan kita dari tingkat yang rendah, kita masih merasa aman
secara fisik maupun emosional, mempunyai rasa memiliki dan juga merasa bahwa
kita adalah diri yang berharga. Namun apabila kita gagal dalam tahap aktualisasi
diri ini, maka kita akan merasa kecewa, tidak tenang dan tidak puas. Dengan
begitu, kita tidak akan berada dalam damai pada diri kita sendiri dan tidak
bisa dikatakan bahwa kita sehat secara psikologis.
Seperti yang
disebutkan diatas, menurut Maslow jika tingkat kebutuhan aktualisasi diri tidak
dapat terpenuhi, maka kita tidak bisa disebut sebagai manusia yang sehat secara
psikologis. Maslow juga menyebutkan bahwa orang yang sehat adalah orang mampu
mengaktualisasikan diri mereka dengan baik dan imbang, mereka juga dapat
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi yaitu memenuhi
potensi-potensi yang mereka miliki serta mengetahui dan memahami dunia sekitar
mereka. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri itu tidak berjuang, tetapi
mereka berusaha, Maslow menyebut teori ini dalam “metamotivation”. Ia juga
menulis “Motif yang paling tinggi ialah tidak didorong dan tidak berjuang”, itu
berarti memang orang yang mampu mengaktualisasikan diri tidak berjuang
melainkan berusaha.
Menurut Maslow, syarat
untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tadi
tela disebutkan, yaitu memuaskan hierarki empat kebutuhan yang ada, diantaranya
yang pertama adalah kebutuhan akan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta
kasih, serta penghargaan diri. Dan kebutuhan ini harus terpenuhi sebelum timbul
kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kita juga tidak
membutuhkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam waktu yang sama, akan tetapi
dapat membutuhkannya dalam waktu yang berbeda. Hanya kebutuhan yang sangat
penting yang akan dirasakan pada saat bersamaan dan dalam setiap momen
tertentu.
Sumber :
Psikologi Pertumbuhan : Schultz, Duane model-model
kepribadian sehat,1991.
IV.
ERICH FROMM
Salah satu ciri pribadi yang sehat menurut Fromm, yaitu adanya kemampuan
untuk hidup dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat berperan penting dalam
pembentukan kepribadian. Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian
sehat adalah masyarakat yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Ada lima watak sosial dalam masyarakat, yaitu :
- Penerimaan ( receptive )
- Penimbunan ( hoarding )
- Penjualan/pemasaran ( marketing )
- Penghisapan/pemerasan ( exploitative )
- Produktif ( productive )
Dari kelima watak sosial ini yang benar – benar tepat dan sehat hanyalah
watak produktif karena watak produktif didorong oleh cinta dan akal budi dan
dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat yang baik itu perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena itu,
Fromm menyebutkan 5 tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu :
- Cinta persaudaraan
- Cinta keibuan
- Cinta erotik
- Cinta diri
- Cinta illahi
Menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup hidup di
masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan – hubungan yang manusiawi,
diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan saling tidak merusak atau
menyingkirkan. Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat
memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1.
Mampu mengembangkan hidupnya sebagai
makhluk sosial di dalam masyarakat
2.
Mampu mencintai dan dicintai
3.
Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa
memanipulasi kepercayaan tsb
4.
Mampu hidup bersolidaritas dengan orang
lain tanpa syarat
5.
Mampu menjaga jarak antar dirinya dengan
masyarakat tanpa merusaknya
6.
Memiliki watak sosial yang produktif
Sumber :
Semiun, Yustinus, 2006. Kesehatan Mental 1, Yogyakarta :
Kanisius
Riyanto, Theo, 2006. Jadikan Dirimu Bahagia, Yogyakarta :
Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar