A.
Pengertian
Menurut Pearson (1983) manusia adalah
makhluk sosial, artinya sebagai
makhluk sosial, kita tidak
dapat menjalin hubungan sendiri, kita selalu menjalin hubungan dengan orang lain, mencoba untuk mengenali dan memahami
kebutuhan satu sama lain, membentuk interaksi serta berusaha mempertahankan
interaksi tersebut. Kita melakukan hubungan interpersonal ketika mencoba untuk
berinteraksi dengan orang lain. Hubungan interpersonal adalah hubungan yang
terdiri atas dua orang atau lebih yang memiliki ketergantungan satu sama lain
dan menggunakan pola interaksi yang konsisten. Ketika akan menjalin hubungan
interpersonal, akan terdapat suatu proses dan biasanya dimulai dengan interpersonal
attraction.
B. Jenis – Jenis Hubungan Interpersonal
1. Hubungan Interpersonal
berdasarkan Jumlah Individu yang Terlibat
Hubungan interpersonal
berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2, yaitu hubungan
diad dan hubungan triad. Hubungan diad merupakan hubungan atara dua individu.
Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik. William Wilmot
mengemukakan beberapa ciri khas hubungan diad, dimana setiap hubungan diad
memiliki tujuan khusus, individu dalam hubungan diad menampilkan wajah yang
berbeda dengan ‘wajah’ yang ditampilkannya dalam hubungan diad yang lain, dan
pada hubungan diad berkembang pola komunikasi (termasuk pola berbahasa) yang
unik/khas yang akan membedakan hubungan tersebut dengan hubungan diad yang
lain. Sedangkan hubungan triad merupakanhubungan antara tiga orang. Hubungan
triad ini memiliki ciri lebih kompleks, tingkatkeintiman/ kedekatan antara
individu lebih rendah, dan keputusan yang diambil lebih didasarkan voting atau
suara terbanyak (dalam hubungan diad, keputusan diambil melalui negosiasi).
2. Hubungan Interpersonal
berdasarkan Tujuan yang Ingin Dicapai
Hubungan interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, dibagi
menjadi 2, yaitu hubungan tugas dan hubungan sosial. Hubungan tugas merupakan
sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan sesuatu yang tidak
dapat dikerjakan oleh individu sendirian. Misalnya hubungan antara pasien
dengan dokter, hubungan mahasiswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas, dan
lain-lain. Sedangkan hubungan sosial merupakan hubungan yang tidak terbentuk
dengan tujuan untuk menyelesaikan sesuatu. Hubungan ini terbentuk (baik secara
personal dan sosial). Sebagai contoh adalah hubungan dua sahabat dekat,
hubungan dua orang kenalan saat makan siang dan sebagainya.
3. Hubungan
Interpersonal berdasarkan Jangka Waktu
Hubungan interpersonal
berdasarkan jangka waktu juga dibagi menjadi 2,yaitu hubungan jangka pendek dan
hubungan jangka panjang. Hubungan jangka pendek merupakan hubungan yang hanya
berlangsung sebentar. Misalnya hubungan antara dua orang yang saling menyapa
ketika bertemu di jalan. Sedangkan hubungan jangka panjang berlangsung dalam
waktu yang lama. Semakin lama suatu hubungan semakin banyak investasi yang
ditanam didalamnya (misalnya berupa emosi atau perasaaan, materi, waktu,
komitmen dan sebagainya). Dan karena investasi yang ditanam itu banyak maka
semakin besar usaha kita untuk mempertahankannya.
4. Hubungan
Interpersonal yang Didasarkan atas Tingkat Kedalaman atau Keintiman
Hubungan interpersonal
yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau keintiman, yaitu hubungan biasa dan
hubungan akrab atau intim. Hubungan biasa merupakan hubungan yang sama sekali
tidak dalam atau impersonal atau ritual. Sedangkan hubungan akrab atau intim
ditandai dengan penyingkapan diri (self-disclosure). Makin intim suatu
hubungan, makin besar kemungkinan terjadinya penyingkapan diri tentang hal-hal
yang sifatnya pribadi. Hubungan intim terkait dengan jangka waktu, dimana
keintiman akan tumbuh pada jangka panjang. Karena itu hubungan intim akan
cenderung dipertahankan karena investasi yang ditanamkan individu di dalamnya
dalam jangka waktu yang lama telah banyak. Hubungan ini bersifat personal dan
terbebas dari hal-hal yang ritual.
Sujanto,
Agus.1991. Psikologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara.
C. Cara
Memulai Hubungan
Dalam hal ini
pembentukan kesan pertama sangatlah penting. Tak dapat dipungkiri bahwa
ketertarikan fisik lah yang menjadi faktor utama seseorang timbul rasa ingin
memulai suatu hubungan. Selain itu ada pula beberapa faktor yang mempengaruhi
rasa ingin memulai hubungan interpersonal, di antaranya yaitu :
a.
Keakraban Jarak Jauh ( melalui media elektronik
atau jejaring sosial )
b.
Kesamaan
c.
Kesamaan Opini dan kepribadian
d.
Kesamaan Gaya Interpersonal
e.
Kesamaan Minat dan Pengalaman
f.
Kesukaan Timbal Balik
g.
Standar Budaya
h.
Familiaritas
i.
Asumsi mengenai Orang yang Menarik.
D. Intimasi dan Hubungan Pribadi
- Intimasi ( kelekatan atau keakraban ) atau sering disebut juga sebagai proximity, propinquity
Orang yang mempunyai kesempatan paling sering
kita jumpai adalah orang yang sangat mungkin menjadi sahabat kita atau kita
cintai ( Berscheid & Reis, 1998 ). Semakin sering kita melihat dan
berinteraksi dengan seseorang, semakin besar kemungkinan orang itu menjadi
sahabat kita.
Festinger dkk (1950) menunjukkan bahwa
ketertarikan dan kedekatan hubungan tidak hanya tergantung pada fisik yang
nyata, melainkan juga karena jarak fungsional. Jarak fungsional menunjuk pada
aspek desain arsitektur yang memungkinkan beberapa orang bertemu lebih sering.
Efek keakraban terjadi karena familiaritas.
Semakin sering kita mengalami eksposur suatu stimulus, semakin besar
kecenderungan kita untuk menyukainya.
- Hubungan Pribadi
Ada dua hal yang
mengawali suatu hubungan pribadi, yaitu kondisi suka dan cinta. Hal ini berbeda
menurut beberapa ahli psikologi seperti Rubin, menurutnya :
-
Kesukaan lebih didasarkan pada afeksi
dan respek. Hal ini dikaitkan dengan kesepakatan tentang kualitas positif
seorang teman dan kebutuhan untuk menjadi sama dengan teman tersebut.
-
Kecintaan bersandar pada keintiman, kelekatan dan peduli
terhadap kesejahteraan pihak lain.
Berawal
dari hal – hal tersebut, terbentuklah suatu hubungan seperti relasi sosial dan
pasangan hidup. Baik relasi jangka pendek maupun jangka panjang.
Sumber : Handout Psikologi Sosial II : Ketertarikan Interpersonal/MM. Nilam Widyarini
E. Intimasi dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk
membina suatu hubungan, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah
cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti
proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah
kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita
kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun
menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan
kita.
Keinginan
setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati,
dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi
tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan
dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk
bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena :
o Kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh.
o Kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki
pernikahan.
o Kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk
memegang rahasia.
o Kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup.
o Kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus.
gambar :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar