Kamis, 06 Juni 2013

PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN


A.                Konsep Penyesuaian Diri
Sebelum membahas lebih jauh, kita perlu mengenal terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan penyesuaian diri. Tentunya istilah ini sudah tidak asing lagi untuk didengar. Penyesuaian diri atau sering disebut adaptasi yaitu suatu proses individu dalam melekatkan diri terhadap lingkungan. Inilah penyesuaian diri. Individu dituntut untuk mengikuti segala sesuatu seperti aturan yang berlaku di dalam suatu lingkungan. Sebetulnya definisi untuk penyesuaian diri ini sangat luas. Seperti terdapat pendapat dari ahli seperti menurut Fromm adaptasi dapat dibedakan menjadi dua yakni adaptasi statis dan adaptasi dinamik. Adaptasi statis digunakan untuk perubahan kebiasaan yang sederhana, contohnya orang yang pindah dari satu kota ke kota lain. Sedangkan adaptasi dinamik itu adalah situasi dimana seseorang menerima hal-hal meskipun menyakitkan, contohnya seorang anak laki-laki tunduk kepada perintah ayah yang keras dan mengancam.
Menurut psikologi sendiri, penyesuaian diri memiliki banyak arti, antara lain pemuasan kebutuhan, keterampilan dalam menangani frustasi dan konflik, ketenangan pikiran/jiwa, bahkan pembentukan simtom. Penyesuaian diri bersifat relatif karena berbeda-beda dengan norma sosial dan budaya serta individu itu sendiri berbeda-beda dalam tingkah laku. Kriteria lain dalam penyesuaian diri yang baik adalah pengendalian diri sendiri yang berarti orang mengatur impuls-impuls, pikiran, kebiasaan, emosi dan tingkah laku berkaitan dengan prinsip yang dikenakan pada diri sendiri. Standar penilaian yang baik dari tingkat penyesuaian diri adalah pengendalian diri sendiri. Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang memiliki respons-respons yang matang, efisien, memuaskan dan sehat. Sebaliknya, orang yang neurotic adalah orang yang sangat tidak efisien dan tidak pernah menangani tugas-tugas secara lengkap.

Faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
1.         Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2.         Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3.         Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebudayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.Dari semua faktor-faktor  di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.

Yustinus Semiun.2001.Kesehatan Mental 1.Yogyakarta:Penerbit Kanisius
B.                Pertumbuhan Personal
Konsep pertumbuhan personal meliputi :
a.       Penekanan dan Pertumbuhan Diri
Penekanan terletak pada perubahan dan pertumbuhan hubungan individu dari waktu ke waktu. Pertumbuhan fisik pun akan nampak terlihat seiring berjalannya waktu. Selain pertumbuhan dalam segi fisik, pertumbuhan secara pribadi pun akan terus meningkat dan akan terus dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan.
b.      Variasi dalam Pertumbuhan
Pertumbuhan yang terjadi pada suatu individu akan nampak bervariasi. Pertumbuhan individu satu akan berbeda dengan pertumbuhan individu lainnya. Terlebih dalam hal penyesuaian diri. Tidak semua orang dapat melewati proses adaptasi dengan baik. Semuanya tergantung kepada pribadinya masing – masing. Ada yang berhasil ada pula yang tidak berhasil bahkan malah ada yang menimbulkan konflik.
c.       Kondisi – Kondisi untuk Bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukan bahwa gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.

http://chichamarshall.blogspot.com/2011/04/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html

Gambar :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar