A.
Konsep Penyesuaian Diri
Sebelum membahas lebih jauh, kita perlu mengenal
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan penyesuaian diri. Tentunya istilah ini
sudah tidak asing lagi untuk didengar. Penyesuaian diri atau sering disebut
adaptasi yaitu suatu proses individu dalam melekatkan diri terhadap lingkungan.
Inilah penyesuaian diri. Individu dituntut untuk mengikuti segala sesuatu
seperti aturan yang berlaku di dalam suatu lingkungan. Sebetulnya definisi
untuk penyesuaian diri ini sangat luas. Seperti terdapat pendapat dari ahli
seperti menurut Fromm adaptasi dapat dibedakan
menjadi dua yakni adaptasi statis dan adaptasi dinamik. Adaptasi statis
digunakan untuk perubahan kebiasaan yang sederhana, contohnya orang yang pindah
dari satu kota ke kota lain. Sedangkan adaptasi dinamik itu adalah situasi
dimana seseorang menerima hal-hal meskipun menyakitkan, contohnya seorang anak
laki-laki tunduk kepada perintah ayah yang keras dan mengancam.
Menurut psikologi
sendiri, penyesuaian diri memiliki banyak arti, antara lain pemuasan kebutuhan,
keterampilan dalam menangani frustasi dan konflik, ketenangan pikiran/jiwa,
bahkan pembentukan simtom. Penyesuaian diri bersifat relatif karena
berbeda-beda dengan norma sosial dan budaya serta individu itu sendiri
berbeda-beda dalam tingkah laku. Kriteria lain dalam penyesuaian diri yang baik
adalah pengendalian diri sendiri yang berarti orang mengatur impuls-impuls,
pikiran, kebiasaan, emosi dan tingkah laku berkaitan dengan prinsip yang
dikenakan pada diri sendiri. Standar penilaian yang baik dari tingkat
penyesuaian diri adalah pengendalian diri sendiri. Orang yang dapat
menyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang memiliki respons-respons yang
matang, efisien, memuaskan dan sehat. Sebaliknya, orang yang neurotic adalah
orang yang sangat tidak efisien dan tidak pernah menangani tugas-tugas secara
lengkap.
Faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
1.
Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota
tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat
menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada
warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada
yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2.
Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa
kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu
bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang
baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan
baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak
baik pula.
3.
Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebudayaan dapat mempengaruhi kepribadian
anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat
yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama
juga.Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan
sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi
suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang
sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
Yustinus Semiun.2001.Kesehatan Mental 1.Yogyakarta:Penerbit
Kanisius
B.
Pertumbuhan Personal
Konsep
pertumbuhan personal meliputi :
a. Penekanan
dan Pertumbuhan Diri
Penekanan
terletak pada perubahan dan pertumbuhan hubungan individu dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan fisik pun akan nampak terlihat seiring berjalannya waktu. Selain
pertumbuhan dalam segi fisik, pertumbuhan secara pribadi pun akan terus
meningkat dan akan terus dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan.
b. Variasi
dalam Pertumbuhan
Pertumbuhan
yang terjadi pada suatu individu akan nampak bervariasi. Pertumbuhan individu
satu akan berbeda dengan pertumbuhan individu lainnya. Terlebih dalam hal
penyesuaian diri. Tidak semua orang dapat melewati proses adaptasi dengan baik.
Semuanya tergantung kepada pribadinya masing – masing. Ada yang berhasil ada
pula yang tidak berhasil bahkan malah ada yang menimbulkan konflik.
c. Kondisi
– Kondisi untuk Bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau
konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek
perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi
tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara
tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang
yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai
dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu.
Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat
diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang
penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukan bahwa
gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan
gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian,
kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi tercapainya proses
penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah
juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri yang baik
hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang
baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh
seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.
http://chichamarshall.blogspot.com/2011/04/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html
Gambar :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar