KESEHATAN
MENTAL
I. Konsep Sehat
Beberapa karakteristik sehat, yaitu sebagai
berikut :
1.
Terhindar dari gejala – gejala gangguan jiwa dan
penyakit jiwa
2.
Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
3.
Memanfaatkan potensi semaksimal mungkin
4.
Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain.
Sumber
: Yusuf, Syamsu DR LN, M.Pd,(2004) Mental Hygiene Pengembangan
Kesehatan Mental dalam Kajian Psikologi dan Agama, Bandung: Pustaka
Bani Quraisy
II.
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
A. Era Pra Ilmiah
1.
Kepercayaan Animisme
2.
Kemunculan Naturalisme
B.
Era Ilmiah
Perubahan
yang sangat berarti dalam sikap dan cara pengobatan gangguan mental, yaitu dari
animisme ( irrasional) dan tradisional ke sikap dengan cara yang ilmiah (
rasional )
Sumber : Yusuf,
Syamsu DR LN, M.Pd,(2004) Mental Hygiene Pengembangan Kesehatan
Mental dalam Kajian Psikologi dan Agama, Bandung: Pustaka Bani Quraisy
III.
Pendekatan Kesehatan Mental
1.
Orientasi Klasik
2.
Orientasi Penyesuaian Diri
3.
Orientasi Pengembangan Potensi
Teori
Kepribadian Sehat Menurut 3 Mazhab Psikologi
1. ALIRAN PSIKOANALISA
2. ALIRAN BEHAVIORISME
3. ALIRAN
HUMANISTIK
Lindsay,Gardner. Editor: Sugiyono. 1993. Psikologi
Kepribadian 3 Teori-Teori Kepribadian dan Behavioristik. Kanisius :
Yogyakarta
Sarwono,S.W.(2002).Berkenalan dengan Aliran-Aliran
dan Tokoh-Tokoh Psikologi.Jakarta : Bulan Bintang
Baihaqi,MIF.(2008). Psikologi Pertumbuhan,
Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Hlm. 4-6.
Coping Stres
A. Pengertian dan
Jenis Coping
Lazarus
mendefinisikan coping sebagai suatu cara individu untuk mengatasi situasi atau
masalah yang dialami baik sebagai ancaman atau suatu tantangan yang
menyakitkan.
Jenis-jenis Coping
Menurut Lazarus dan Folkman,
ada 2 jenis strategi coping, yaitu:
a.
Problem-Solving Focused Coping.
b.
Emotion-Focused Coping.
B. Jenis Coping
yang Positif (Konstruktif) dan Negatif (Destruktif)
1. Gaya
Koping Positif (Konstruktif)
Merupakan gaya koping yang mampu mendukung integritas ego.
2. Gaya Koping
Negatif (Destruktif)
Merupakan gaya koping yang akan
menurunkan integritas ego, dalam penentuan gaya koping akan merusak dan
merugikan dirinya sendiri.
Lazarus, R, S. & Folkman, S. 1984. Stress,
Appraisal, and Coping. New York: Springer.
http://zy-ceritaku.blogspot.com/2013/01/mekanisme-koping.html
A. Konsep Penyesuaian Diri
Menurut Fromm adaptasi dapat
dibedakan menjadi dua yakni adaptasi statis dan adaptasi dinamik.
Faktor - faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan individu, yaitu:
1.
Faktor Biologis
2.
Faktor Geografis
3.
Faktor Kebudayaan Khusus
B. Pertumbuhan
Personal
Konsep
pertumbuhan personal meliputi :
a.
Penekanan dan Pertumbuhan Diri
b.
Variasi dalam Pertumbuhan
c.
Kondisi – Kondisi untuk Bertumbuh
Yustinus
Semiun.2001.Kesehatan Mental 1.Yogyakarta:Penerbit Kanisius
.
Pengertian
Menurut Pearson (1983)
manusia adalah makhluk sosial, artinya sebagai makhluk sosial, kita tidak dapat menjalin hubungan sendiri, kita selalu menjalin hubungan dengan orang lain, mencoba untuk mengenali dan memahami
kebutuhan satu sama lain, membentuk interaksi serta berusaha mempertahankan
interaksi tersebut. Kita melakukan hubungan interpersonal ketika mencoba untuk
berinteraksi dengan orang lain. Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri
atas dua orang atau lebih yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan
menggunakan pola interaksi yang konsisten. Ketika akan menjalin hubungan
interpersonal, akan terdapat suatu proses dan biasanya dimulai dengan interpersonal
attraction.
B. Jenis – Jenis Hubungan Interpersonal
1.
Hubungan Interpersonal
berdasarkan Jumlah Individu yang Terlibat
2.
Hubungan Interpersonal
berdasarkan Tujuan yang Ingin Dicapai
3.
Hubungan Interpersonal
berdasarkan Jangka Waktu
4.
Hubungan Interpersonal yang
Didasarkan atas Tingkat Kedalaman atau Keintiman
C.
Cara Memulai Hubungan
Beberapa
faktor yang mempengaruhi rasa ingin memulai hubungan interpersonal, di
antaranya yaitu :
a.
Keakraban Jarak Jauh ( melalui media
elektronik atau jejaring sosial )
b.
Kesamaan
c.
Kesamaan Opini dan kepribadian
d. Kesamaan
Gaya Interpersonal
e.
Kesamaan Minat dan Pengalaman
f.
Kesukaan Timbal Balik
g.
Standar Budaya
h.
Familiaritas
i.
Asumsi mengenai Orang yang Menarik.
D.
Intimasi dan Hubungan Pribadi
- Intimasi ( kelekatan atau keakraban ) atau sering disebut juga sebagai proximity, propinquity
- Hubungan Pribadi. Ada dua hal yang mengawali suatu hubungan pribadi, yaitu kondisi suka dan cinta.
E. Intimasi dan Pertumbuhan
Keintiman
berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman
adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng
kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita
pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan
kita.
Sujanto, Agus.1991. Psikologi
Umum. Jakarta : Bumi Aksara.
Handout Psikologi Sosial II :
Ketertarikan Interpersonal/MM. Nilam Widyarini
.
Deskripsi Cinta dan Perkawinan
Menurut saya pribadi, cinta itu rasa mengasihi, rasa nyaman dan ingin
selalu dekat. Sangat sulit dijelaskan karena hanya bisa dirasakan. Sedangkan
perkawinan adalah kebersamaan hidup pasangan di dalam satu atap dan satu tujuan
untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Perkawinan sebaiknya harus didasari oleh
cinta. Karena cinta dapat menjadi pondasi yang kuat bagi sebuah perkawinan. Di
dalam perkawinan selalu ada berbagai cobaan serta masalah – masalah yang
terkadang dipikir sulit untuk diselesaikan. Namun dengan adanya cinta, semua
akan selalu kembali dengan baik. Emosi pun akan teredam jika cinta sudah
mengingatkannya akan sebuah perkawinan yang baik menurut masing – masing orang
dan menurut Allah SWT.
B. Cara Memilih Pasangan
Kebebasan
itu memang omong kosong. Tak ada kebebasan untuk memilih, termasuk memilih
pasangan hidup. Seringkali orangtua kita sibuk untuk memilihkan pasangan yang
terbaik. Namun terbaik untuk mereka belum tentu terbaik untuk anaknya. Yang
terpenting adalah kita harus memiliki kecocokan dengan orang tersebut. Akan
lebih nyaman lagi jika kita memiliki kesamaan opini, kepribadian, hobi atau
yang lainnya. Meskipun kesamaan itu sulit untuk didapatkan, namun kita tidak
boleh terhenti hanya karena perbedaan. Jadikanlah perbedaan itu sebagai variasi
dalam suatu hubungan.
C.
Seluk Beluk dalam Hubungan Perkawinan
Banyak sekali hal yang terjadi dalam
hubungan perkawinan. Karena menyatukan dua individu yang berbeda itu sangat
sulit dan selalu menimbulkan perbedaan pendapat dan ketidaksetujuan akan
sesuatu. Seperti sudah saya jelaskan sebelumnya. Kita tidak bisa selalu
menuntut kesempurnaan. Maka yang bisa kita lakukan adalah menjadikan kekurangan
pasangan itu sebagai bagian dari kehidupan kita dan menerimanya dengan ikhlas serta
selalu berusaha untuk tidak menjadikan semua itu sebagai masalah.
D. Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam
Perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat
pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk
kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari
ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam
hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam
sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam
perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan
serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
E. Perceraian dan Pernikahan Kembali
Menikah
kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk
diambil.
Esensi dalam pernikahan adalah
menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan
pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama.
Menikah Kembali setelah perceraian
bisa menjadi pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa
depan yang lebih baik.
E.
Single Life
seseorang
yang menjalani single life pasti mengalami loneliness atau rasa
kesepian. Terlebih ketika ia sudah lanjut usia dan anak – anaknya sudah
berkeluarga.
( Adhim, Mohammad Fauzil (2002) Indahnya
Perkawinan Dini Jakarta: Gema Insani Press (GIP))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar